Pages

Sunday, November 24, 2019

Ambisi Pemerintah Raup Rp 84 Triliun dari Ekspor Produk Laut

Suara.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan ekspor produk laut Indonesia pada tahun 2020 mencapai 6 miliar dolar AS atau setara Rp 84 triliun (Asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS).

Angka ini naik sekitar 5 persen jika dibandingkan dengan target tahun ini yang mencapai 5,5 miliar dolar AS.

"Ekspor kita tahun ini kan 5,5 miliar dolar AS, cuma mungkin tercapainya sekitar 4,8 - 5 miliar dolar AS. Tahun depan targetnya 6 miliar dolar AS. Mudah-mudahan tercapai," kata Direktur Pemasaran KKP Machmud saat ditemui di Silang Monas, Jakarta, Minggu (24/11/2019).

Machmud menuturkan, sebagian besar produk ikan yang di ekspor adalah produk ikan yang sudah diolah sedemikian rupa.

"Produk itu ada yang dibuat beku, kupas, sashimi, loin, kan itu tidak semua daging. Loin itu sudah bentuk daging, ada yang kupas untuk udang, itu totalnya sekitar 1,2 juta ton. Kalau bahan baku kan utuh, ikan utuhnya sekitar 2,5 juta ton," paparnya.

Dari target 6 miliar dolar AS tersebut, pemerintah masih mengandalkan jenis produk udang yang memang memiliki kontribusi cukup besar, selain itu ada ikan tuna cakalang hingga rajungan dan kepiting.

"Mudah-mudahan 6 miliar dolar AS tercapai. Produk utamanya udang, kedua tuna cakalang, tiga rajungan kepiting, empat cumi sotong gurita, lima rumput laut. Itu punya kita semua. Share kita juga sudah lumayan bagus di dunia," ucapnya.

Sementara untuk negara tujuan kata Machmud masih sama dengan tahun ini, dimana paling banyak di ekspor ke negara Amerika Serikat (AS), Jepang dan Uni Eropa.

"Negara tujuan utama tetap AS. Tapi itu relatif stagnan karena pasarnya pasar dewasa, tradisional market namanya. Orang-orang (yang datang) rata-rata yang datang 47-48 tahun. Jadi pertumbuhan ada yang negatif ada yang stagnan," katanya.

Untuk meningkatkan ekspor produk ikan dan turunannya, pemerintah juga mengincar pasar ekspor baru di beberapa negara.

"Kita akan buka pasar-pasar baru, seperti Tiongkok, Timur Tengah, Afrika. Itu yang pertumbuhan penduduknya tinggi ada yang 2 persen, itu ada peluang pasar kita di sana," kata Machmud.

Machmud menuturkan, pasar ekspor produk laut Indonesia seperti Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa menunjukan perlambatan permintaan, bahkan ada negara yang permintaannya stagnan. Meski begitu pasar ekspor negara-negara diatas masih yang terbesar untuk Indonesia.

"Kalau Uni Eropa, Jepang, AS, itu pasar tradisional tapi pertumbuhannya stagnan tapi tetap besar. Misalnya udang di AS, rata-rata 500-600 ribu ton per tahun. Nomor satu India, nomor dua kita," katanya.

Selain itu kata Machmud persaingan pasar ekspor dengan negara lain juga semakin ketat, apalagi persaingan dengan negara-negara di Asia Tenggara.

"Saingan (ekspor) itu rata-rata di Asia seperti Thailand, Vietnam, Filipina, itu kan negara-negara produsen ikan. Kalau di Amerika ada Ekuador, Meksiko. Marine culture itu kita baru 2,7% kita manfaatkan. Makanya Presiden Jokowi menekankan ke budidaya. Karena budidaya adalah raksasa yang tidur," ucapnya.



from Suara.com - Bisnis https://ift.tt/37wZBx5
via IFTTT

No comments:

Post a Comment